JURNAL #17_AKU (SAD)AR

Bagaimana mungkin sebatang sapu lidi bersama dengan lantai keramik
 

Sapu lidi yang dari luarnya terlihat kuat dan kokoh, bisa juga patah
Apalagi lantai keramik yang dari luarnya indah, bisa juga retak
Tidakkah kamu mengerti sebuah arti patah dan retak jika digabungkan akan membuat nasi menjadi bubur
Mungkin umu mnya bubur hanya untuk orang yang sakit
Tapi aku? Sesakit apapun tidak akan memakan bubur itu
Mungkin juga kamu tidak akan pernah sadar dan terus memaksaku memakan bubur
Tapi aku tetap tidak akan seperti yang kau pikirkan
Ah Aku sudah tak tahu harus bagaimana lagi 
Aku bertingkah seperti ini tetap saja menjadi kincir angin yang bergerak pada tempatnya
Lalu berhenti jika sudah lelah dan berputar lagi jika ingin berulah
Sedangkan kamu? Hanya bisa melihatku berputar-putar seperti orang gila
Memandangiku dan terus menerus tersenyum melihatku 
Kamu tidak akan pernah mengerti keadaanku 
Kamu hanya asyik dengan duniamu sendiri
Padahal kamu tahu bahwa dunia ini adalah milik kita
Kita yang berjanji seumur hidup
Tak peduli menjadi siapa
Harus saling menjaga
Menghapus air mata satu sama lain
Menyapu sebesar apapun beban yang dihadapi
Dan tetap bersama atas nama cinta
Tapi aku tahu, itu semua hanya sesaat

Aku sadar
Kamu sudah menyerah …


Yogyakarta,  12 Sept 2017
Ditemani seteguk air putih yang hambar

0 komentar