Perpustakaan yang biasa dipandang sebagian orang
hanyalah sebatas tempat kumpulan para buku dimana mereka bisa meminjam buku
semau mereka. Tidak sepenuhnya benar dan tidak juga sepenuhnya salah, karena
sejatinya perpustakaan adalah tempatnya para penulis. Kenapa saya menambahkan
kata penulis di belakangnya? Karena semua buku yang dijajarkan di rak adalah
kumpulan karya para penulis, mulai dari penulis kecil hingga besar dan yang
masih hidup maupun sudah tiada. Kumpulan penulis yang sudah mati pun berkumpul
menjadi satu dengan penulis yang masih hidup melalui karya mereka dalam sebuah
buku. Hingga nantinya buku itu dipinjam oleh pemustaka melalui pustakawan. Lalu
apakah tugas pustakawan yang berada di perpustakaan hanya sekedar melayani,
mencatat, dan menata buku?
Pola pikir mengenai profesi sebagai pustakawan
seharusnya perlu diperbaiki sejak dahulu sehingga tidak menimbulkan kesan
negatif di abad ini atau bahkan dianggap tidak penting keberadaanya. Kebanyakan
perpustakaan dikelola bukan asli lulusan pustakawan sehingga bisa dibayangkan
jika seorang apoteker diminta untuk meracik obat tetapi backgroundnya bukan
dari lulusan farmasi tetapi dari lulusan sastra apa jadinya obat tersebut?
Bukannya obat tetapi malah puisi supaya get
well soon (GWS). Begitulah yang sering terjadi di perpustakaan kita,
penataan buku yang belum terklasifikasi, masih manualnya cara peminjaman buku,
belum adanya digitalisasi, buku yang tidak terawat, dan masih banyak lagi kekurangannya.
Siapa yang sepantasnya dijadikan tempat untuk bertanya dalam perkara seperti
ini? Pustakawanlah jawabannya. Maka dari itu banyak-banyaklah dari kalian mengabdi
menjadi pustakawan yang berkompeten agar peradaban bangsa ini semakin maju dan
budaya membaca semakin meningkat. Bersyukurlah kalian yang menjadi seorang
pustakawan terutama membantu perpustakaan yang kondisinya masih memprihatinkan,
selain itu kita bisa belajar banyak dari hal tersebut seperti membangun
perpustakaan dari nol.
Apakah pustakawan bisanya hanya mengorganisasi
perpustakaan secara teknis? Tidak! Pustakawan juga harus mengembangkan potensi
mereka di bidang apapun lalu nantinya bisa menuangkan ide ke bentuk tulisan
sehingga bisa menghasilkan sebuah karya yang dapat dinikmati bersama layaknya sebuah
buku. Tidak hanya buku, bisa juga sebuah lukisan, craft, e-book, maupun
mengembangkan website perpustakaan pribadi dan nantinya semua itu akan
dikumpulkan di dalam sebuah perpustakaan. Jadi masihkah berpikiran kalau
perpustakaan hanya tempat adanya buku? Apapun profesimu, nikmatilah. Kamu bisa
menjadi penulis tanpa harus menjadi sastrawan, kamu bisa menjadi pelukis tanpa
harus menjadi seniman, kamu bisa membuat design
tanpa harus menjadi designer dan kamu
juga bisa membuat website tanpa harus menjadi programmer. You can do
anything if you consistan with your self.
Demikian
sedikit dari tulisan saya. Semoga bermanfaat. Sampai bertemu pada postingan
yang lainnya ya! Terima kasih sudah membaca.