Mudah sekali
jika ada seseorang yang berkata sabar itu tak ada batasnya. Enak saja bilang
seperti itu. Kita wajib menuntut ketidakadilan ini. Kita wajib memperhitungkan
semua ini dan kita tidak mau dirugikan di kala ada seseorang yang sedang
meraung-raung memohon maaf kepada kita. Begitukah hidup? Saling balas membalas?
Saling iri dan dengki? Saling menjatuhkan satu sama lain sesama manusia? Saling
bunuh membunuh? Memang setiap orang berbeda pandangan satu dengan yang lainnya,
tapi jika direnungkan lebih dalam lagi apa manfaatnya kita balas dendan dengan
yang lain? Apa manfaatnya saling menjatuhkan dengan yang lain? Apakah dengan
itu kita puas dan kita merasa lega, bahwa kita telah melepaskan amarah kepada
seseorang yang telah menghancurkan apa yang kita miliki, yang kita bangun dari
awal dan sudah mencapai titik sukses lalu tiba tiba dia merobohkannya? Hingga
membiarkan emosi kita larut hanya karena memperbesar masalah sebiji jeruk dan
membuat keributan? Apakah dengan itu yang dinamakan kesenangan? Kepuasan?
Sesorang
mendekat kepadamu dan berkata inilah aku yang kau idam idamkan yang kau puji
puji tidak sehebat yang kau pikirkan dan kau katakaan. Tapi terimakasih telah
berbaik sangka kepadaku. Tak kusangka aku telah menjadi sampah dan aku akan
membuka kedokku yang sebenarnya siapa aku. Akulah yang sebenarnya penyebab
masalahmu, kambing hitammu, dan akulah musuh dibalik selimutmu. Aku tahu ini
memang sangat susah membicarakannya denganmu, apalagi kau adalah satu-satunya
temanku. Akupun tidak mempunyai maksud jahat seperti itu, tetapi tiba tiba saja
ada setan yang menggodaku dan berbisik padaku, tak apalah ini hanya sementara,
tak apalah ini hanya sedikit dosa yang kau lakukan, tak apalah dia tidak
mengetahui, dan tak apalah besok juga masih ada lebaran, toh kamu bisa minta
maaf di Hari Raya.
Manis sekali
mulut setan itu hingga aku tak menggunakan hati dan akalku untuk bekerja
menjadi satu. Hingga suatu hari dalam kurun waktu yang lama aku mendapatkan
hikmah, inilah aku yang berlumuran dosa yang sesungguhnya tak pantas lagi kau
jadikan aku sahabat. Aku ini hanyalah sampah yang mengaku menjadi berlian.
Kuungkap semua ini padamu agar aku nantinya bisa hidup tenang, damai, dan
bahagia tanpa ada rasa yang mengganjal bahwa dulu aku pernah melakukan hal
keji. Aku tahu bahkan mungkin kau sulit menerima kenyataan dan bahkan mungkin
kau kecewa dan tak mempercayaiku lagi sebagai seorang sahabat. Lalu apa yang
harus kulakukan agar kita bisa berdamai dan memulai kembali hubungan yang telah
kuretakkan ini? Aku tak mau semua amalan yang telah kukumpulkan ini nantinya
kau ambil semua hingga aku tak mempunyai apa apa untuk dibawa pulang ke
akhirat.
Memang aku
marah padamu, memang aku sedih dan kecewa padamu, tapi apa yang harus kulakukan
pada sahabatku ini yang sudah mau jujur dan sudah sadar akan kesalahan yang
diperbuatnya. Aku akan mengingat kebaikan yang pernah kau lakukan padaku dan
aku akan menghapus ingatan burukku tentangmu. Hingga kau bisa bertobat dan
memohon ampun pada Tuhanmu sebanyak banyaknya. Aku tak menyimpan dendam padamu
hingga memintanya di akhirat kelak agar semua amalan kebaikanmu dilimpahkan
kepadaku. Tidak, aku tidak mau seperti itu, aku lebih baik memaafkan walaupun
seberat apapun yang kau perbuat karena itu jauh lebih baik dan aku akan
mendapat kasih sayang dan ampunan dariNya yang lebih besar. Terima kasih
sahabatku engkau telah membuka rahasiamu padaku. Hapuslah sedih dan kecewamu
serta penyesalanmu itu. Bangun paradigma yang baru bahwa kamu tidak boleh
seperti ini lagi kamu harus menjadi orang yang lebih baik dari kamu yang
sebelumnya. Jangan pernah menyerah. Hiduplah dengan caramu sendiri dengan
kebahagiaan yang kau ciptakan sendiri dengan cara yang baik pula. Jangan kau
abaikan lingkunganmu. Jangan kau acuhkan orang lain yang sedang membutuhkan
kita. Jangan kau remehkan sesuatu yang sangat kecil sekalipun. Jangan kau
bertingkah seolah olah kau tidak melihat mereka. Belajarlah dari masa lalu dan
wujudkan impianmu agar kelak kau bisa berguna bagi orang lain. Itu saja pesan
dariku. Aku cukup menganggap kebenaranmu tadi sebagai pelajaran untukku dan
bisa mendewasakan kita saat menghadapi masalah yang jauh lebih berat.