Siapa bilang bahwa coworking space hanya dikhususkan untuk para
startup? Hey, jangan salah! Coworking space diperuntukkan bagi semua
kalangan. Baik dari kalangan freelancer, blogger, programmer, designer,
komunitas, mahasiswa, pelajar, ibu Rumah Tangga, dan juga para pebisnis bisa
menggunakan tempat ini sebagai area kerja maupun belajar mereka lo!
Coworking space ini biasanya
menyediakan akses internet, ruang rapat, maupun ruang diskusi yang dilengkapi
dengan desain interior yang menarik untuk mengerjakan project mereka.
Sehingga memacu kreativitas maupun produktivitas. Baik secara individu maupun
berkelompok. Semisal kita mau mengerjakan tugas kelompok, kerjaan, skripsian, maupun
mengadakan berbagai kegiatan, coworking space ini cocok dijadikan
referensi.
Bahkan, coworking space ini dapat digunakan untuk membangun
mood kita dalam belajar maupun bekerja. Dengan melihat orang-orang yang fokus
pada kegiatan mereka, otomatis kita juga akan terpacu karena semangat mereka
yang selalu membara untuk membangun karya secara produktif.
Selain itu, kita akan bertemu dengan orang-orang dari berbagai
profesi. Mungkin saja kita dapat membangun sebuah usaha, komunitas, relasi,
maupun kerjasama dari orang-orang tersebut. Ibarat kata, coworking space ini
merupakan sebuah “dapur umum” yang bisa diakses oleh berbagai kalangan, dan
juga tidak pandang bulu. Baik bagi penyandang difabel maupun non difabel.
Lalu, apakah setiap coworking space yang kita temui sudah
bisa diakses oleh berbagai kalangan? Termasuk para penyandang difabel? Kebanyakan
coworking space yang saya temui, jujur memang belum mengedepankan hak
asasi para penyandang difabel. Padahal, kita tahu sendiri bahwa mereka juga memiliki
kesempatan yang sama untuk belajar, membangun karya, dan juga menikmati hak-hak
mereka.
Tapi, kini para penyandang difabel tidak perlu khawatir lagi akan
keterbatasan mereka. Kenapa? Karena Dinas Komunikasi dan Informasi Daerah
Istimewa Yogyakarta sudah menyediakan coworking space yang inklusif dan
aksesibel bagi para penyandang difabilitas. Yuk, simak pembahasan berikut ini.
Diskominfo Daerah Istimewa Yogyakarta kini menyediakan sebuah ruang
kerja kosong untuk berbagai kalangan, yang disebut Diskominfo Coworking
Space (DCS) DIY. DCS ini masih berada di lingkungan kantor Diskominfo. Sehingga,
waktu pelayanannya pun juga masih terikat dengan kantor. Namun, seiring
berjalannya waktu akan diberlakukan layanan 24 jam dari atasan dan juga bisa dibuka
setiap hari. Bahkan, jika kita hendak bertanya-tanya lebih lanjut mengenai DCS,
maupun berniat melakukan booking ruangan yang tersedia, dapat diakses
melalui via telepon.
Siapa saja yang dapat
menggunakan dan memakai fasilitas di Diskominfo Coworking Space DIY?
Tentunya semua masyarakat dapat menggunakannya. Baik dari pelajar, mahasiswa,
ibu Rumah Tangga, pebisnis, freelancer, dan berbagai profesi, orang,
maupun komunitas lainnya. Kelebihannya, fasilitas DCS ini sudah aksesibel bagi
para penyandang difabel, khususnya bagi tuna netra, tuna rungu, maupun
tuna daksa.
Area parkirnya sendiri terbagi menjadi dua buah sisi. Pertama,
di sebelah pojok utara merupakan tempat parkir motor. Sedangkan yang kedua,
untuk parkir mobil berada di depan kantor Diskominfo Coworking Space itu
sendiri.
Setelah memarkirkan kendaraan, para difabel tuna daksa dapat menggunakan
ramp (tanjakan) maupun railing (pegangan tangan).
Sedangkan untuk difabel tuna netra, mereka dapat menggunakan tacktile
floor untuk mengakses pintu masuk Diskominfo Coworking Space DIY.
Bahkan, penyandang tuna netra juga dapat mengakses fasilitas toilet
secara mandiri melalui tacktile floor tersebut.
Di bagian luar, atau yang biasa disebut sebagai area outdoor,
penyandang difabel baik tuna netra maupun tuna daksa dapat menggunakan
fasilitas tersebut. Baik melalui ramp (tanjakan), railing (pegangan),
maupun tacktile floor (lantai bertekstur).
Mereka dapat menggunakan fasilitas seperti kursi dan meja yang
empuk, nyaman, dan dilengkapi dengan konsep desain yang menarik. Area ini juga cocok
dijadikan tempat berkumpulnya komunitas maupun orang-orang yang berniat membangun
sebuah kegiatan secara bersama-sama.
Selain itu, Wifi yang disediakan oleh Diskominfo Coworking Space
DIY sangatlah lancar dan cepat, meskipun kita berada di area outdoor
sekalipun.
Di bagian dalam, atau yang biasa disebut sebagai indoor, kita
akan menjumpai beberapa ruangan seperti Ruang Media Sosial, Ruang Animasi,
Ruang Rapat, dan juga Ruang Diskusi. Masing-masing ruangan ini sudah dilengkapi
dengan CCTV, AC, serta pencahayaan ruangan yang bagus.
Pertama kali kita memasuki kantor Diskominfo Coworking Space
tersebut, kita akan menjempui sebuah ruangan yang bernama Ruang Media Sosial. Sebelum
kita memasuki ruangan tersebut, kita diwajibkan melepaskan alas kaki yang
nantinya ditaruh di rak sepatu/sandal di bagian luar ruangan tersebut.
Begitu kita memasuki Ruang Media Center, kita akan menemukan sebuah
ruangan kecil bagi staf informasi. Di sana kita dapat menanyakan tentang
Diskominfo Coworking Space maupun meminta bantuan saat kesulitan bagi para
penyandang difabel.
Sebelum menggunakan
fasilitas yang ada di dalam Ruang Media Sosial ini, kita diwajibkan mengisi
buku tamu terlebih dahulu.
Di dalam Ruang Media Center ini, terdapat
fasilitas penyediaan air minum secara gratis yang diperuntukkan bagi semua
pengunjung.
Jika kita kebetulan tidak membawa
laptop, DCS menyediakan beberapa perangkat komputer yang bisa digunakan di
sana.
Sedangkan untuk
yang membawa laptop sendiri, kita dapat menggunakan meja dan kursi tersebut
sambil menikmati desain tembok di depan kita yang tentunya membuat kreativitas
semakin meningkat. Meja tersebut sudah support bagi penyandang
difabilitas tuna daksa. Sehingga mereka yang memakai kursi roda dapat
menyesuaikan posisi ternyaman mereka.
Hari ini siapa yang
tidak membutuhkan colokan? Colokan lazimnya ditemukan di setiap tempat. Di
bawah meja saja terdapat beberapa colokan yang memudahkan pengguna, sehingga para
penyandang difabel tidak perlu khawatir mencari colokan karena tidak terlalu
jauh. Tidak hanya itu, terdapat colokan panjang juga, jadi tidak perlu risau,
kalau-kalau colokannya habis.
Di dalam Ruang Animator ini terdapat komputer beserta peralatan editing
audio yang digunakan untuk membuat maupun mengedit animasi.
Di sebelah utara, kita akan mendapati lorong ruangan. Di sayap kiri merupakan ruang rapat, sedangkan di sayap kanan merupakan ruang diskusi maupun ruang kelas. Semua ruangan ini dapat diakses secara bebas dan gratis.
Ruang Kelas ini biasa disebut juga dengan Ruang Diskusi.
Didalamnya terdapat LCD proyektor untuk menampilkan hasil presentasi, papan tulis, kursi, meja, AC, dan juga CCTV. Lengkap, aman, dan juga nyaman bukan?
Tidak hanya itu. Ruang Kelas ini juga dilengkapi dengan desain tembok yang menarik sehingga kita tidak jenuh dalam belajar ataupun mengerjakan pekerjaan kita. Di ruangan ini terdapat dua buah lemari besar yang berisi beragam buku umum.
Contohnya bisa dilihat di bawah ini. Buku bacaannya ada yang berupa bahasa dan sastra.
Kita dapat membaca buku bacaan tersebut di tempat ini.
Ruang rapat ini dilengkapi dengan penerangan yang cukup dan juga AC. Desain meja dan kursi yang melingkar pun cocok dijadikan sebagai kegiatan meeting untuk pekerjaan.
Di ruangan ini juga terdapat buku bacaannya. Namun, hanya sebatas pada buku publikasi pemerintahan saja.
Di samping itu, jika kita akan keluar dari lorong tersebut, maka akan terdapat rambu-rambu peringatan yang berguna saat terjadi bahaya. Hal ini berguna untuk para penyandang difabel tuna rungu dengan melihat tanda evakuasi berikut.
Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat video milik Teras Jogja terkait Diskominfo Coworking Space DIY berikut ini.
Terakhir, Diskominfo Coworking Space DIY ini harapannya dapat digunakan semaksimal mungkin agar bermanfaat. Baik itu untuk belajar, bekerja, melakukan berbagai kegiatan, maupun membangun karya. Tidak terbatas pada orang, profesi, maupun pekerjaaan. Termasuk para penyandang difabilitas. Mari berbagi ruang coworking space bersama berbagai kalangan melalui Diskominfo Coworking Space DIY. Gratis lo!
Terima kasih telah membaca tulisan saya. Semoga bermanfaat ya!
Yogyakarta, September 2018
“Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi Pagelaran TIK yang
diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika DIY”.
diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika DIY”.