JURNAL #59_ Membangun Video Ramah Difabel Tuli : Inspirasi Vlog Surya Sahetapy

Apa jadinya, jika kita terlahir tuli? Semuanya sunyi, tanpa ada suara yang mengelilingi. Tidak bisa mendengar suara ayah saat mengumandangkan adzan, mendengar merdunya nyanyian “Nina Bobok” dari ibu, serta gelak tawa dari saudara-saudara yang menyambut suka cita kehadiran kita.


Dulu, saya tidak terlalu menghiraukan apa itu difabel. Sebenarnya tahu, namun tidak mau berkecimpung terlalu dalam sampai ke titik itu. Perkenalan saya dengan salah satu difabel tuli ini karena mengikuti salah satu seminar difabel tuli di Instansi Pemerintahan Yogyakarta. Dari sana saya mengenal beberapa kawan-kawan tuli.


Awalnya saya hanya iseng-iseng saja ikut acara ini, karena ajakan dari teman relawan tuli saya. Jujur, dari awal saya memang tidak pernah konsen dengan yang namanya difabel, terutama difabel tuli. Bahkan tidak pernah terbayangkan akan menjalin persahabatan dengan teman tuli, karena saya memang tidak ada niatan bersinggungan dengan hal-hal tersebut. Namun, ternyata justru sebaliknya. Tuhan membukakan pintu hati saya agar tidak terlalu mementingkan diri sendiri!

Dari sana saya mendapatkan banyak sekali pelajaran dan juga refleksi terhadap diri sendiri. Sebagaimana mereka menjalani getirnya perjuangan hidup untuk menempuh pendidikan, memperjuangkan hak-hak mereka untuk mendapat akses yang sama, menghadapi komentar orang-orang sekitar, dan banyak cerita dari mereka yang mengharu-biru, hingga tak terasa hati saya mulai tersentuh.


Berangkat dari hal tersebut juga, saya mengenal Surya Sahetapy. Mungkin, kalian sudah mengenalnya sebelum saya? Beruntungnya kalian. Tapi meskipun terlambat, tidak ada apa. Bukankah lebih baik terlambat, jika tidak sama sekali? Begini ceritanya.


Saya mengenal Surya Sahetapy dari vlog yang ditayangkan di seminar difabel tuli tersebut. Ternyata dia membuat vlog bersama Pak Jokowi. Saya bertanya-tanya, siapa kiranya orang ini. Bagaimana bisa dia ngevlog bareng Pak Jokowi? Hebat betul ini orang. Setelah saya telusuri, tak heran jika dia diundang -bahkan sering diundang- ke Istana Negara. Terbukti, keterbatasan tidak menghalangi semuanya. Bahkan dia juga sudah terbang ke beberapa negara berkat prestasinya, maupun menjadi aktor dalam salah satu film yang dibintanginya.


Saya buka beberapa video sehari-harinya -sebagai seorang tuli- yang di upload di Youtube, juga beberapa cuplikan video talkshow acara TV yang mengundang dirinya sebagai bintang tamu. Di salah satu video tersebut, dia berkata kepada temannya yang normal –tidak tuli- bahwa “coba kalau setiap acara TV tersebut ada teks terjemahan di bawahnya”. Namun, justru jawaban yang terlontar dari temannya sangat bertolak belakang, yaitu “bukankah itu sangat menyulitkan?” Akhirnya dia meminta temannya untuk mengecilkan volume suara di TV tersebut sampai batas terendah, lalu dia meminta temannya untuk menyimak acara TV yang sedang dilihatnya. Sontak saja, temannya merasa kikuk akan ucapannya tadi serta menyadari bahwa apa yang dikatakannya tadi. “Begitulah susahnya jika tidak ada subtitle maupun teks pada sebuah video, film, maupun acara TV bagi tuli seperti kami”, ujar Surya.

Sebenarnya saya berencana akan membuat beberapa video tutorial terkait bidang ilmu yang saya geluti. Baik mengenai difabel tuli, teknologi informasi, maupun ilmu perpustakaan. Namun, tentunya dibutuhkan kemampuan editing video. Selain agar video lebih menarik, terutama agar ramah difabel untuk para penyandang tuli.  

Tentu, ada banyak sekali cara untuk belajar mengedit video yang tersebar di Google. Baik melalui media smartphone maupun komputer, proses pengeditan video dapat dilakukan sendiri tanpa melibatkan jasa orang lain. Sayangnya jika kita ingin belajar otodidak melalui internet, banyak sekali video yang tidak menyediakannya secara lengkap, bahkan tak jarang menggunakan bahasa asing. Tapi jangan khawatir, DUMET School akan memfasilitasi kegiatan belajar edit video agar lebih mudah dan menyenangkan melalui kursus video editing.


DUMET School ini selain menyediakan kursus, juga menyediakan beberapa contoh video tutorial edit video yang tersedia di websitenya seperti berikut. Mudah sekali, cukup mengetikkan kata kunci dalam kotak pencarian.


Beberapa cabangnya juga sudah tersebar dimana-mana. Kita dapat mengirimkan pesan elektronik melalui emailnya. Bahkan, kini sudah tersedia pesan interaktif melalui aplikasi WhatsApp dan Line. Namun, kita juga bisa menghubungi lewat nomor telepon yang tertera pada masing-masing cabang.   

Bahkan, kita juga bisa mencoba kelas gratis untuk mengetahui sejauh mana kualitas dan kuantitas DUMET School.  Tentunya tidak diragukan lagi, karena para pendaftar yang mengikuti kursus ini tidak hanya berasal dari kalangan pelajar maupun akademisi, namun juga para pebisnis yang tengah mengembangkan usahanya.



Berikut ini promo yang tersedia untuk Kursus Motion Grafis. Pastikan tetap mengikuti informasi di website DUMET School agar tidak ketinggalan diskon terbaru lainnya!



Terakhir yang perlu dicatat adalah kebanyakan video tutorial yang beredar di Youtube, seringnya tidak menggunakan teks di dalamnya. Agaknya, beberapa orang mungkin “lupa” jika yang melihat video kita tidak hanya orang yang bisa mendengar. Maka dari itu, pentingnya untuk belajar edit video sangat membantu mereka yang memiliki keterbatasan. Hal sekecil apapun jika dilakukan sungguh-sungguh tentu akan bermanfaat bukan, nantinya?

Semoga kita selalu disadarkan agar peduli terhadap sesama dengan kontribusi membangun video yang ramah difabel tuli. Tentunya juga dukungan dari beberapa pihak agar semuanya dapat berjalan lancar.


Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Semoga bermanfaat ya!




Yogyakarta, Agustus 2018


Referensi :










0 komentar