JURNAL #60_ MERAYAKAN KEBAHAGIAAN DENGAN MENCINTAI PRODUK LOKAL

“Mau lebaran atau nggak lebaran kok pakenya batik terus sih? Kamu itu anak muda lo! Nggak ketinggalan zaman apa, padahal model-model terbaru lagi ngetrend!” kata salah satu kerabatku sekitar tiga tahun yang lalu.


Jujur, waktu itu dongkol banget. Telinga saya gatel dengernya. Mau bales panjang lebar ntar dikira nggak sopan, nggak dibales juga apa lagi. Akhirnya ya cuma cengar-cengir doang sebagai bentuk penghargaan diri sendiri. Namun sekarang, beliau malah cinta banget sama produk handmade. Senjata makan tuan kan? Hati-hati dengan ucapan, karena yang kita omongkan ke orang lain kemungkinan besar akan kembali kepada diri kita sendiri. Haha! Oke lanjut.

            Apa cuma saya, yang dicap ketinggalan zaman saat mengenakan produk dalam lokal? Yang notabene saya ini -selain emang masih muda- dari dulu memiliki ketertarikan terhadap barang apapun yang klasik dan unik, seperti saya. Haha!

            Waktu itu saya diceramahi gara-gara pinginnya baju batik buat lebaran nanti. Tapi alhasil malah kena sembur. Padahal juga nggak kenapa-kenapa kan? Hem, mungkin mereka cuma mau menguji saya saja, seberapa cinta saya terhadap produk lokal. Ya kan? Lebih baik pikir positifnya aja…

            Sebenarnya saya lebih nyaman jika pakai batik kemanapun saya pergi. Baik itu di acara kecil-kecilan, sekedar nongkrong, main, maupun acara besar-besaran, bawaannya pakai batik terus! Entah kenapa ya, rasanya itu seneng aja. Apalagi warna dan motifnya warna-warni. Kaya hidup saya. Haha!

           Pernah, suatu ketika saya mengikuti sebuah acara (lupa namanya), ternyata hanya saya seorang yang memakai batik, Astaga! Waktu itu ada yang pernah bilang ke saya juga kalau saya salah kostum. “Mau kondangan ya Mbak?” Terserah. Haha. Beda dari yang lain nggak masalah kan? Wkwk 

Main di Batu-Batu Begitu, Apa Nggak Gerah Pakai Batik?

Sudah Cocok Jadi Power Rangers Kan?

Main ke Tempat Pengrajin Yuk!

                 Beralih ke hal yang lain, tapi masih berhubungan dengan produk lokal. Kali ini saya akan mengajak anda untuk berkeliling melihat-lihat produk lokal Indonesia. Saya sering jalan-jalan ke beberapa pameran -InsyaAllah di luar negeri juga, doain aja ehee- atau sekadar main ke beberapa pengrajin, untuk nengok-nengok, lebih tepatnya sih cuci mata. Haha! “Kira-kira di daerah  sana bikin produk apa aja sih?” Wih, kreatif bener orang-orangnya. Nggak kepikiran kalau bahan baku “ini” bisa dijadiin macem-macem. Sering merasa seperti itu juga kan? Hehe. Berikut ini contoh handmade asli bikinan Indonesia yang pernah saya kunjungi di berbagai pameran.

Aksesoris Rajut Buat Cewek Gaes!

Tote Bag Warna-Warni Nan Jua Menarik Hati

Ikut Workshop Recycle and Craft

Produk Buatan Pengrajin Masing-Masing Desa

Miniatur dan Penghias Rumah

Hiasan Dinding Model Lettering Dari Kayu

Kembali lagi ke produk lokal. Sekarang ini sedang marak produk-produk asing yang membanjiri pasar Indonesia baik melalui toko online maupun bentuk fisiknya langsung. Sejak MEA diberlakukan di Indonesia, tak menutup kemungkinan bahwa bangsa lain terus-menerus menelurkan bisnis maupun usaha mereka yang secara tak langsung akan menggeser keberadaan pengrajin Indonesia. Orang-orang jadi lebih suka berbelanja merek-merek asing dan menganggap bahwa produk luar negeri itu lebih bagus dan berkualitas.

Padahal, faktanya? Belum tentu! Nih, saya kasih tahu ya. Bule-bule di luar negeri itu suka sama budaya kita, suka produk lokal kita juga. Nyatanya mereka senang travelling ke Indonesia. Belajar membatik, belajar gamelan, belajar tari tradisional, dan masih banyak lagi. Sedangkan kita, masih bangga aja pakai produk luar negeri. Padahal produk dalam negeri itu nggak kalah keren. Bahkan lebih tepatnya unik, punya ciri khas, berkualitas, dan mempunyai nilai seni yang tinggi.

            Kadang sering bingung, di mana ya, nyari market place yang menyediakan koneksi ke seluruh pembuat produk lokal di penjuru Indonesia? Di saat yang lain memilih produk impor? Horeee! Ternyata ada juga market place yang selama ini saya cari-cari. Namanya adalah Qlapa Market. Terima kasih Tuhan, saya bisa mengenalnya –walau terlambat- dalam jangka waktu belum lama ini! Berkat workshop yang saya ikuti bersama para pelaku UMKM dan para pendiri startup di Indonesia.
                                                                               
            Qlapa apaan tuh? Saya ngiranya malah tempat jualan kelapa, karena masih asing di telinga saya, hehe. Ternyata sudah sejak tahun 2015, Qlapa terjun membantu memasarkan produk-produk lokal milik pengrajin di seluruh Indonesia melalui internet. Baik melalui website maupun aplikasi yang bisa diunduh lewat Google Play Store­.
 
            Penasaran dengan Qlapa, saya langsung cari tahu deh websitenya. Lengkap banget. Di dalam menu masih ada sub menunya lo. Ibarat kata nih, mencari jarum dalam tumpukan jerami karena saking banyaknya produk yang ditawarkan. Mulai dari pernak-pernik yang berhubungan dengan sandang, pangan, papan, kado unik, kecantikan, maupun gadget. Contohnya bisa dilihat di bawah ini.

Ceritanya saya mau pesen tempat minum air mineral buat dikasih di ruang tamu. Biar lebih rapi dan menarik gitu, kesannya.. Haha. Langsung saja sebagai testimoni, saya mencoba aplikasi Qlapa ini. Di Qlapa ini semua barang-barangnya sudah tersaring semua, jadi benar-benar barang yang bagus dan berkualitas yang ditawarkan. Sampai bingung saya milihnya.

Pertama kali pas buka aplikasinya, Voila! Ini surga banget! Semua ada! Bahkan setelah kita nyari beberapa barang, otomatis aplikasi tersebut akan menampilkan barang-barang yang telah kita lihat, lalu bisa ditambahkan ke menu favorit. Jadi nggak kerja dua kali. Kelebihan lainnya yaitu, dalam pencarian barang kita bisa memilih dari yang paling populer, relevan, baru, murah, dan mahal. Kita juga bisa milih rentang harganya sesuai budget kita.  Asyik banget kan? Suka banget sama yang bikin aplikasi ini. Wkwk.

Akhirnya setelah berjelajah kesana-kemari dan menyesuaikan dengan budget juga, pilihan saya jatuh kepada “Induk Kura-Kura sebagai Tempat Air Minum Mineral” berbahan dasar kayu jati ini. Berikut langkah-langkah pembelian saya melalui Qlapa yang mudah banget. Kita bisa milih pembayarannya melalui transfer bank, kartu kredit, Indomaret, maupun BCA KlikPlay. Di sini saya menggunakan media transfer bank.  


Terbukti kan, hingga saat ini Qlapa masih menjadi acuan bagi kita untuk mencari produk lokal di saat merebaknya produk impor di Indonesia. Bahkan produk impor tersebut kita juga tidak tahu apakah terverifikasi dengan baik atau tidak meskipun dalam bentuk pasaran aslinya atau bentuk fisiknya secara langsung. Nah, melalui jaringan online dalam dunia digital inilah market place Qlapa memberikan pilihan barang yang berkualitas, murah, dan bagus. Tanpa ribet-ribet dateng ke toko fisiknya. Cukup lewat internet saja, bisa melalui website maupun aplikasinya. Jadi, mau cari produk handmade bagus dan berkualitas? Cari aja di Qlapa. Sudah aman, terpercaya, mudah lagi. Hahaay..

Induk Kura-Kura Sudah Tiba di Daratan!

Induk Kura-Kura Mencari Nafkah Untuk Anak-Anaknya


Sebagai penutup ya. Saya  sendiri suka jalan-jalan, selain itu juga suka handmade buatan Indonesia. Kadang heran aja, “kok pada milih produk impor sih?” padahal produk lokal Indonesia lebih bagus lo. Maka kalau kemana-mana saya buktikan rasa suka saya dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, juga sebagai bentuk rasa syukur, dan saya Bangga! Di sisi lain kita juga telah membantu perekonomian seluruh pengrajin di Indonesia bukan? Anda sendiri juga begitu kan?


Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Semoga bermanfaat ya!




Yogyakarta, Agustus 2018

0 komentar