JURNAL#70_ DIHADANG KAWANAN GENG

Pernah nggak sih, kalian lagi enak-enaknya naik motor, ngelamun bayangin sesuatu yang asyik gitu tiba-tiba ada yang maen nyelonong aja? Pasti pernah, kan?

Sebel? Pengen ngumpat? Silahkan, saya tidak melarang. Toh itu hak asasi Anda. Tapi sesuaikan dengan waktu dan tempat yang tepat ya! Hhh.

Gini, beberapa waktu lalu saya sedang asyik-asyiknya naik motor ke suatu daerah terpencil. Nah, tahu sendiri kan kalau di desa itu hawanya dibawa santai, pengen alon-alon wae, dan alhasil saya pun terbawa suasana. Motor yang saya kendarai pun melaju dengan kecepatan sangat pelan.

Di persimpangan jalan pertama saya bertemu dengan beberapa ayam. Kawanan ayam-ayam tersebut asyik sekali mengais makanan di bibir jalan. Tanpa saya sapa, mereka pun menyapa saya terlebih dahulu. Piyik, Piyik, Piyik, begitulah suara ayam-ayam yang paling kecil. Hingga saya semakin lama semakin kelebatan karena mereka malah menghampiri saya. Astaga! Mereka nyebrang tanpa permisi di hadapan saya! Untung, itu ayam ya. Bukan manusia... Hmm, hhh...

Ah, biarlah namanya saja juga ayam. Mungkin dia ingin mengingatkan saya untuk lebih berbuat sopan. Wkwk. Berlanjutlah perjalanan saya kembali. Eh, tunggu! Kalian sebelumnya pernah dihadang oleh kawanan hewan liar tidak sih di jalanan? Atau paling mentok hewan jinak di jalanan? Misalnya saja seperti saya tadi yang dicegah oleh sekawanan ayam. Mungkin, kalian ada yang lebih ekstrim gitu? Wkwk.

Di persimpangan kedua, bukan ayam yang saya lalui lagi. Namun kali ini anjing! Gila! Anjing men! Pas lagi asyik-asyiknya lihat pemandangan pedesaan ada-ada saja anjing yang hendak menyebrang di depan pandangan mata saya. Bagaimanapun saya sangat terhenyak. Pikiran saya pun melayang. Waduh, ini gimana kalau dilabrak anjing. Waduh, ntar kalau kesenggol liurnya kena najis nggak yah? Wah, gimana ini?

Akhirnya saya pelankan sepeda motor saya di titik paling rendah serta saya injak rem sekuat-kuatnya. Dia pun ikut berhenti. Mungkin dia juga merasa shock mendengar bunyi rem saya kali ya... Wkwk. Sontak saja dia langsung kembali ke asalnya. Hmmm, syukur lah kalau dia sudah kembali. (tapi, kenapa juga dia sendirian di tengah jalan? Kemana pemiliknya?)

Penat sudah hati saya berjumpa dengan beberapa kawanan binatang tadi. Saya jadi teringat, ternyata saya pernah berjumpa dengan beberapa hewan kecil lain yang setidaknya mereka ingin saya mengenal baik sosok mereka. Tapi, nyatanya hewan sekecil apapun saya malah meremehkannya. Menganggap mereka hanya mengganggu perjalanan saja. Ya nylonong sembarangan lah, ya nyebrang sembarangan lah, apapun itu!

Berikut ini daftar hewan yang pernah saya jumpai di tengah jalan sepanjang usia saya, diantaranya :
Angsa
Kucing
Sapi 
Kambing 
Ayam
Burung dara
Anjing 
Tikus
Ular
Katak
Bebek
Samber moto (entah apa namanya dalam Bahasa Indonesia) 
Serangga kecil berbentuk seperti duri (saya tidak tahu namanya) 
Lalu, yang paling lunak dan jinak adalah bekicot. 

Ah, yang paling terakhir ini saya suka. Saya jadi mengingat, kenapa bekicot alias siput itu menang di perlombaan pas lari melawan kancil. Itu lo, dongeng Indonesia itu. Hmmm. Si bekicot menang, karena dia tahan banting dan tekun. Mungkin, saya dipertemukan dia agar menjadi orang yang lebih tahan banting dan tekun, ya? Wkwk. 

Lalu, kali ini saya akan dipertemukan dengan siapa lagi ya? Saya sih, berharapnya Anda, di pelaminan nanti.  
Anda siapa? Andai-andai Lumut. Hmmm, wkwk. 


#diproduksi dalam imajinasi 
#jomblo bebas berkhayal 
#kontemplasi 
#refleksi 
#di jalan

0 komentar