JURNAL #32_TAK BOLEH UCAP 'SELAMAT HARI RAYA NATAL' : KATA SIAPA?



“Jadi kemarin itu hari natal kan?”
“Iya.”
“Jadi kemarin kan Aku ngucapin selamat natal sama temenku yang NONIS di grup WA.”
“Lha terus ?”
“Hmm ada yang bilang bukannya ga boleh yang bilang kaya gitu sama yang NONIS?”
“Banyakin baca dan memahami daah. Kamu kurang peka tuh !”
“Terus jawabannya apa ini?”
“Ni Aku jawab… ribet daah. Kalau kamu mau ngomong Selamat Hari Natal, Paskah atau apalah itu yang pake selamat-selamat an gak papa. Toh, kita gak ikut merayakannya kan? Intinya cuma sekedar basa-basi untuk toleransi BEDA agama.”
“Jadi, beneran ga papa?”
“Ya kamu simpulin sendiri dah. Intinya kita hanya sebatas mengucapkan. Bukan berarti mengikuti aqidah/keyakinan maupun ritual agama mereka. Toh kita udah punya agama sendiri.”
“Tapi Aku pernah denger, kalau bilang Selamat Hari Natal, syahadat kita bakal rusak.”
“Kamu tahu bedanya UCAPAN SELAMAT sama SYAHADAT? Nih, selamat itu kita ikut memberi perhatian sama orang tersebut. Kalau syahadat sendiri kan Rukun Islam, alias syarat yang harus dipenuhi sebagai orang Islam. Terus, apa hubungannya selamat sama syahadat?
“Itu gimana sih? Tambah bingung.”
“Aku tanya balik. Terus kalau mereka bilang Selamat Hari Raya Idul Fitri, juga ga boleh? Kalau Saya sebagai orang Islam bikin DESAIN UCAPAN SELAMAT HARI NATAL juga ga boleh? Terus, gimana mau akur sama saudara?”
“Hmm, jadi boleh?”
“Kalau Kau yakin dengan mengucapkan SELAMAT HARI NATAL itu nggak merusak keyakinanmu ya berarti nggak. Dan yang paling penting, kamu yakin Allah itu Esa. Muhammad Rasul kita. Nabi Isa Nabi kita.”
“Tapi,…”
“Hashh.. sana baca dulu yang banyak. Kalau belum ngerti bener, baru tanya.”
“Dasar, galak bener nih orang.”

Mohon maaf untuk pihak yang tersinggung. Kurang lebihnya terima kasih sudah mau menyempatkan iklan ini untuk dibaca.

Bukan untuk merasa unggul, tapi hanya sekedar ingin bertukar argumen dan menerima berbagai komen. Sekali lagi maaf jika ada yang terlalu sentimen.

0 komentar