JURNAL #27_PENGHUNI SETAN DAN FILM HORROR LAINNYA

“Eh, bukannya judul filmnya Pengabdi Setan ya?”

“Eh, iya ya? Halah, typo doang. Yang penting kan ada setannya.”
“Beda kali. Masa setan menghuni setan yang lainnya?”
………..Krik-krik-krik…..

Berawal dari beberapa hari lalu Saya diajak teman-teman pergi nonton (PENG)ABDI SETAN ini. Jangankan nonton horror di bioskop, di laptop aja sudah untung-untungan. Apalagi kalau bareng-bareng. Syukur daah.

“Besok nonton Pengabdi Setan yuk?”
“Nggak ah. Saya takut. Nanti rugi Saya kalau cuma pura-pura lihat?”
“Kan nontonnya bareng-bareng. Jadi takutnya bareng-bareng.”
“Iya tau bareng. Tapi suaranya itu loo..”

Awal mula nonton horror dan parno itu pas diajakin sama Saudara di bioskop selepas ngerayain wisuda. Nggak ada rencana nonton, tau-tau langsung berhenti di tempatnya.
Saya bilang, “Lah ini kenapa malah jadi kesini?”
“Mau nonton film lah.”

Dan ternyata pas kita langsung beli OTS, film yang akan tayang adanya NYAI AHMAD DAHLAN, WARKOP DKI, dan ANNABELLE II. Nah, kebetulan genre kami itu juga sama. Nggak suka cerita sejarah yang bikin ngantuk, cerita komedi yang berbau yaa gitu lah tau sendiri kan, kalau yang dulu pernah nonton warkop versi lama, apalagi horror. Dan daripada sudah capek-capek datang terus pulang tanpa dapat cerita, akhirnya yaa pilih ANNABELLE II.

Apa an. Baru masuk aja udah merinding, kebelet kencing, ditambah dengerin backsound dengan suara melengking. Nggak ding, biasa aja sebenarnya. Cuma emang backsoundnya aja yang bikin film horror itu SERASA HIDUP.

Jika yang lain masih berani pura-pura liat hantunya dengan jilbab yang setengah menyapu wajah mereka, sedangkan Saya? Lebih absurd, nggak masuk akal, dan nggak terduga dari yang kalian bayangkan.

Lanjut,  pas udah duduk. Nih jilbab Saya tarik-tarik ke depan biar nggak liat gambar hantu dan orangnya. Kalau kalian cowok, bisa pake topi buat nggantinya.. hahaa.. Terus kedua kuping Saya sumpeli pakai jari telunjuk dengan siku bersandar pada kursinya.  Lah terus kamu nonton apa dengerin bioskop sebenarnya? Yaa dua-duanya. Lebih tepatnya nonton subtitle sama dengerin backsound.

Jadi apakah dari sisi depan dan belakang tahu hil? Yang jelas nggak! Tapi yang disampingmu hil? Ya jelas! Mereka setengah lirik-lirik muka Saya dari samping. Bodo Amaaat !!! Intinya kalau Saya ngikutin seperti mereka yang nutupin wajah pakai kerudung, Saya nggak bakal tahu itu film ngomongin tentang apa. Tau dikit sih sebenarnya, dari bahasanya. Tapi kan nggak bakal paham juga kalau nggak lihat dialog mereka dari subtitlenya. Terus, kalau mau liat gambar orang, lingkungan, maupun keadaan di film tersebut ya cuma tinggal mendongakkan kepala ke atas dikit. Nah, jadi kan bisa kelihatan itu gambar. Ahahaha.

Balik lagi ke Pengabdi Setan. Akhirnya teman-teman Saya pergi nonton tanpa ada Saya disampingnya. Nyesel pasti kalian nggak liat muka Saya kaya yang di Annabelle. Ahahaha.

Terus hari berikutnya mereka cerita kalau alurnya itu lucu, masih ada kelanjutan filmnya lagi kata mereka. Ada yang bilang bagus, ada yang bilang enggak. Tau lah, yang bener yang mana. Orang Saya nggak nonton. Yang paling banyak diulang-ulang dari obrolan mereka itu malah “Ibu, sudah disisiri belum rambutnya?”

Apa emang hantu di film Indonesia itu malah lucu? Nggak serem dan membuat orang meledak-ledak kayak hantu di luar negeri? Sepanjang Saya nonton film horror, padahal baru satu aja bangga. Ahahaha. Kebanyakan horrornya di film luar negeri itu berawal dari misteri sebuah permainan lalu berkembang jadi hantu. Nah, sedangkan hantu di Indonesia itu kebanyakan yang saya amati, kaya semisal TUYUL (si anak kecil yang botak dan konon katanya dari cerita kawan Saya ini biar tetap hidup, dia meminum air susu dari sang istri), KUNTILANAK (bersarang di atas pohon, nggak tahu kenapa. Mungkin viewnya lebih adem dan tepat kali ya), SUNDEL BOLONG (yang punggungnya berlubang), SI CANTIK JEMBATAN ANCOL (korban pemerkosaan), dan belum lama nanti KELUARGA TAK KASAT MATA (keluarga korban pesugihan).

Kebanyakan film Indonesia yang Saya sebutkan ini sepertinya kok malah membahas masalah HARTA dan WANITA ya? (kurang TAHTA ini, hahaha) Liat aja Tuyul dan Keluarga Tak Kasat Mata berbau uang (politik). Yang paling kasihan ini yang Si Cantik Jembatan Ancol, Kuntilanak, dan Sundel Bolong. Mereka terkena korban pelecehan seksual (sosial). Sepertinya memang ciri khasnya horror Indonesia ini ya kalau tidak  Harta ya Wanita. Ya mungkin ada yang lain, namun Saya belum menonton atau mendengar ceritanya mungkin.

Ngetik ini cerita aja udah bikin senam jantung. Tangannya ada di keyboard tapi otaknya ada di alam bawah sadar. Jadi mohon maaf untuk “Kalian” yang namanya sudah saya sebut. Tapi semoga sudah tidak ada lagi korban baik soal harta dan wanita. Semoga !

NB : Late post Sebelum UTS 

0 komentar