JURNAL #105_ GADIS KECIL YANG SELALU MEMINTA HUJAN DI PAGI DAN MALAM HARI

Selamat datang hujan! Seluruh rumahku telah kau guyur, hatiku pun ikut kau lebur. Duh, tidak tahu kenapa, aku selalu bahagia jika turun hujan. Mengapa? Ini bukan sebab rindu. Sebab, hal ini selalu kunanti-nantikan sewaktu kecil dan terbawa sampai sekarang. Yaa, masa di mana aku masih di bangku sekolah. Aku seringkali berharap kalau semoga pagi ini hujan Ya Tuhan! Agar aku tidak berolahraga di lapangan. Aku sangat benci pelajaran olahraga dari dulu. Sejak dari TK sampai SMK. Sebab, dari dulu aku memang tidak pandai berolahraga. Memukul bola kasti saja tidak bisa. Membuat smash bola voli dan badminton pun juga tak bisa. Bahkan, sejak SD, lari pun selalu keteteran, selalu berada di paling akhir. Teman-teman sudah berada di garis akhir aku masih di garis awal. Baru sekali putaran saja sudah muntah-muntah. Padahal setiap sebelum olahraga di lapangan, kami dipaksa berkeliling untuk pemanasan terlebih dahulu sebagai pemanasan. Dan kebanyakan, semua olahraga yg ada di sekolah itu berlangsung di lapangan. Maka dari itu, aku selalu membenci olahraga yang kutemui di lapangan. Tapi, kalau olahraga selain di lapangan aku sangat senang. Terlebih senam lantai, olahraga gaya lilin, bahkan guling-guling yang bikin pusing kepala itu. Aku sungguh menikmatinya. Yaa, meskipun juga gak ada yang bener semua. Setidaknya aku suka, sedikit olahraga (lantai) di sekolahku. Hhh!

Ohiya, selain itu hujan juga mengingatkanku akan laron. Kalau pagi aku meminta hujan, malam pun aku juga meminta hujan. Kenapa? Sebab, kalau malam aku ingin bersama kerumunan laron-laron. Aku selalu berharap pada Tuhan, semoga malam ini hujan sangat deras kemudian tiba-tiba mati listik. Aku sangat senang berkawan dengan malam, terlebih gelap gulita dan berdialog bersama "kawan-kawanku". Lalu, aku bisa menyalakan lilin sambil bermain tebak-tebakan bayangan bersama ayah, ibu, adik, dan juga nenekku. Jika aku lelah, aku bisa mendengarkan radio kembali. Mmm, kalau tidak yaa aku akan terus menerus melihat lampu petromax. Memainkannya, dengan cara menyalakan dan mematikannya berulang kali agar kerumunan laron itu hinggap di sisi petromax. 

To be continued...

0 komentar