Bingung nyari manuskrip beraksara jawa? Atau juga sedang mencari naskah beraksara jawa? Daripada ini blog kadang hidup kadang mati.
JURNAL #27_MANUSKRIP AKSARA JAWA
Jika cinta itu agama, maka Aku memelukmu seperti memeluk agama.
Tak akan pernah kulepas hingga Aku menua dan tiada.
Jika Aku pindah ke lain cinta, maka Aku pindah agama.
Tak akan pernah kuganti hingga Aku meregang nyawa.
Jadi ceritanya, kemarin Saya menyempatkan menonton The Fabulous
Udin ini. Dari awal Saya memang agak kurang menikmati film Indonesia, namun
entah mengapa tangan ini pengen gerak-gerakin buat lihat. Nah, jadilah film
Indonesia itu adalah film yang Saya tonton terakhir kali. Berikut reviewnya.
Yang membuat Saya suka untuk pertama kalinya adalah kakak Si Udin
yang berketurunan Batak pengen bunuh diri, karena sudah lama merantau namun
tetap tidak bisa membuat kehidupan keluarganya berubah. Nah, datanglah Udin
dengan tergopoh-gopoh dan memberikan beberapa potong puisi yang mengandung
kata-kata satir atau sindiran yang membuat kakaknya tersadar.
Di sekolahnya, Udin kedatangan teman dari kota pengidap kanker
yaitu Suri. Mereka akhirnya menjadi teman ; dekat ; dan benar-benar dekat. Hingga
akhirnya teman Si Udin yang bernama Inong ini merelakan cinta mereka. Rupanya, di
setiap konfliknya disajikan beberapa potong puisi dan quotes. Entah itu konflik
soal education, romance, and, family. Meskipun ini merupakan film keluaran tahun
2016, tapi cukup meruntuhkan hati para penonton.
Puisi Milik Inong
Aku berduka bukan karena kehilangan nafasmu, tapi senyummu…
Aku merana bukan karena kehilangan ragamu, melainkan keindahanmu
Akulah sahabat, tapi sahabat sesungguhnya adalah malaikat
Akulah kasih sayang, tapi kasih sayang sesungguhnya adalah Tuhan.
Hanya satu pintaku, Sudilah kau mampir ke sela mimpiku saat aku
merindukanmu.
Puisi Milik Udin
Tuhan, jangan membuatku menderita.
Tutuplah kedua kelopak matanya, agar ia tenang dari deritanya
Tuhan, jangan membuatku kesakitan
Ambillah segera nafasnya, agar ia terbebas dari sakitnya..
Tuhan, jangan membuatku menangis
Hentikan denyut jantungnya, agar ia menghentikan tangisannya
Tuhan, jangan membuatku ketakutan
Baringkan ia dalam peluk-Mu, agar ia bisa membunuh rasa takutnya.
Terima kasih Tuhan, kini ia bersama-Mu
Tolong jaga dia, sampai aku memintanya kembali.
Bukan di kehidupan ini, tapi di kehidupan nanti.
Selamat jalan, sayang. Calon bidadari surgaku. –Udin
puisi.co
JURNAL #38_THE FABULOUS UDIN
Tahun baru? Sebenarnya perayaan tahun baru itu untuk apa? Jika kita
memaknai lebih dalam lagi, dari mulai anak-anak, remaja, bahkan orangtua
tentunya menyambut senang hati dengan cara berpesta, nyanyi-nyanyi,
bakar-bakar, dsb. Sesuka mereka. Lalu
apa manfaatnya? Entah? Mungkin berkumpul dengan sanak saudara setahun sekali. Menghabiskan
malam dengan bercakap-cakap bersama mereka. Berbagi kebahagiaan.
Mungkin beberapa dari kita sendiri memang jarang berkumpul dan
kurang memanfaatkan quality time bersama keluarga. Sehingga di tahun
baru ini mungkin salah satu sarana yang tepat untuk kumpul bersama keluarga. Bersyukur
masih bisa hidup sepanjang ini pun merupakan salah satu bentuk perayaan tahun
baru. <Salah! Tentunya wajib>
Perayaan tahun baru bebas boleh apa saja. Namun tentunya, yang
perlu diingat adalah tetap dalam batas wajarnya. Tidak perlu berlebih-lebihan. Jadi,
untuk malam tahun baru kita yang memang setiap tahunnya di rumah, nikmati saja.
Jadi manusia kalong itu sudah pasti. Intinya, manfaatkan sebaik mungkin malam
tahun baru Kita. Dan yang terpenting adalah, bukan hanya malam tahun baru itu
saja kita merasa bersungut-sungut. Namun selepas itu, bagaimana cara kita
menyikapi tantangan yang ada di hadapan kita dan belajar menjadi pribadi lebih
baik lagi .
Jadi, selamat menjelang tahun baru 2018 !
JURNAL #37_TAHUN BARU UNTUK SIAPA?
Saya pernah berpikir ingin menjadi polwan sewaktu SD. <Tinggimu
itu tolong di kondisikan.> Pernah juga berpikir menjadi dokter, pengusaha,
penulis <tulisanmu berantakan>, animator <gambarmu jelek>,
programmer <otakmu ga sampe//btw ini tulisannya jadi kebawa kaya skrip gegara tugas itu...hahaha>, pedagang sayur <dari mana kau dapatkan
inspirasi ini nak? // Ada lah.>, dan masih banyak lagi impian aneh ini. Sesuai
berkembangnya pikiran, cita-cita akhirnya berubah-ubah. Bahkan tenggelam, dan
sempat berpikir ga penting, punya mimpi. Toh, nanti 5 tahun kemudian
juga berubah. Jangan salah, tingkat kelabilan anak-anak itu masih besar. Bahkan
ketika sudah beranjak dewasa pun, labil masih bersarang di benak pemiliknya,
terlebih para wanita.
Terima kasih sudah sempat membaca. Happy Holiday !
Tidak ada yang salah dengan bermimpi. Kita pernah berpikir menjadi sosok
yang didambakan. Entah itu menjadi presiden sekalipun. Yang salah adalah, jika
kita tidak membentuk mimpi atau impian tersebut secara realistis. Maksudnya adalah,
kita harus bisa mengatur waktu untuk belajar apa yang sedang ingin kita capai.
Impian tersebut hanya akan menjadi angin jika Kita tidak
sungguh-sungguh. Hanya sekedar suka, maupun ikut-ikutan. Karena pastinya, di
saat kita akan belajar merangkak sekalipun, banyak orang yang akan mencibir
maupun meragukan kita. Intinya adalah butuh komitmen, konsisten, usaha, dan
niat yang kuat. Tuliskan impian Kita yang kuat di selembar kertas atau di HP. Pajang
di tempat yang sering dilihat. Agar selalu teringat untuk berusaha dan konsisten
untuk mencapainya.
Sebentar lagi akan datang tahun baru. Impian di tahun-tahun yang
akan datang adalah harus belajar hal-hal baru dan jangan lupa dengan impian
yang sudah dipatenkan. Terlebih, kita harus mempertahankannya meskipun jenuh,
karena sudah memilihnya sedari awal.
Impian Saya Tahun 2018
- Mendalami kaligrafi <Nulis ABC aja gak bisa dibaca//Bener ni, hahaha>
- Mendalami sholawat<Nyanyi biasa aja fals//Perhatian banget, hahaha>
- Konsisten buat buku antologi ketiga<Elah, yang ke 1 sama 2 aja belum terbit // So? Ga sabar beli ya? hahaha>
- Tetep ngeblog <Ga males apa?//Makanya semangatin, hahaha>
- Keep be yourself, love yourself, trust with yourself, and be happy with yourself
Terima kasih sudah sempat membaca. Happy Holiday !
JURNAL #36_MENABUNG MIMPI
Ingat-ingatlah
keburukanku. Mungkin saja, suatu hari nanti Kamu akan membutuhkannya untuk
meninggalkanku. Siapa tahu Kamu mulai membenciku? Hanya karena kita berbeda
pendapat.
Pernah
tidak terpikir bahwa ingatan seseorang sedari kecil masih saja membekas hingga
saat ini? Mengapa bisa terjadi? Bukankah umumnya kita hanya mengingat hal-hal
buruk yang pernah orang lain lakukan kepada kita? Atau sebaliknya? Entah. Tapi
yang jelas ingatan tersebut masih bersarang hingga sekarang. Penyebabnya
sendiri antara lain :
- Pernah mendapat perlakuan tidak baik
- Pernah melihat hal yang seharusnya belum pantas dilihat
- Pernah berbuat hal yang merugikan orang lain
- Pernah berada di titik paling rendah, menyedihkan, terpuruk, bahkan terbesit pikiran ‘bunuh diri’ <jujur, pasti setiap orang yang stress pernah merasakan.>
Sedangkan
untuk hal-hal istimewa, momen paling membahagiakan, dan terlebih hal-hal kecil
terkadang mudah dilupakan begitu saja. Tetapi
entah mengapa memori otak kita yang kecil ini lebih sering menyimpan ingatan
jangka panjang hal-hal yang buruk. Sadar atau tidak, sebenarnya ada keuntungan
dibalik menyimpan kenangan buruk yang tertinggal itu. Misalnya saja kita
menjadi lebih dewasa karena belajar memperbaiki hal-hal buruk yang telah
terjadi di masa lalu. Sehingga tidak merasa rugi di kemudian hari.
JURNAL #35_INGATLAH KEBURUKANKU
“Kalau
Aku punya pacar kamu marah nggak?”
“Loh kenapa mendadak tanya itu? Kamu habis kebentur apa?”
“Ya kali kamu ga mau temenan sama Aku lagi?”
“Pikiranmu harus diservice dulu daah… Ngapain marah dan ga temenan?
Hadeeh… Biasa aja yaa.. Ewwq !”
“Siiip.. Ehehe” <nyengir bareng>
Yang Saya tahu, istilah boy and girl friend itu berasal dari Barat.
Bukan berasal dari Timur. Nah karena zaman udah semakin maju, segala perihal
dari Barat mulai digandrungi di negeri Timur. Layaknya menemukan sebuah meteor
di telaga. Nah lo? Telaga? Ngaco ! Balik, balik, balik !
Sebenarnya ada beberapa pihak yang mendukung gerakan pacaran dan
tidak, di bawah teduhnya payung beratas namakan “Islam”. Sewaktu masih sekolah
dulu, pernah ada temen Saya yang bertanya kepada mbak-mbak KKN. Kurang lebih
pertanyaannya seperti ini “Mbak, sebenarnya pacaran itu boleh nggak sih?” Nah,
Si mbak ini sontak aja terkaget kaget. Bukan jurusan agama tapi jurusan <Apa
ya? Saya lupa. Yang jelas bukan agama. Soalnya itu udah lama banget. // Elah,
dasar kebanyakan micin, makanya otaknya bermasalah kan? Apa emang udah tua? //
Y>
Sorry, balik ke topik. O iya, Saya baru inget! Dia jurusan
Bimbingan Konseling. <kayaknya> Hahaha. Dia jawabnya gini kurang lebih,
“Kalau pacaran untuk nyemangatin mah gak papa dek. Kaya semisal buat ngingetin
“JANGAN LUPA BELAJAR” , “JANGAN LUPA SHOLAT” ,
dan JANGAN-JANGAN yang lain. Gak nek apa ya? Di jangan-janganin terus?
Apalagi diperintah-perintah yang lain… Emak Saya teh, juga bisa.. Hahaha…
Tapi, yang jelas untuk saudara-saudara kita yang masih berpacaran.
Saya sendiri nggak tahu apa harus sedih apa seneng. Karena bener-bener nggak
tahu. Dan belum pernah ngrasain.. Week.. Tapi, kayaknya banyak nggak enaknya
dah… ewqwq. Pun, kebetulan ada temen yang kasih tahu “Eh, sekarang A dan B
sudah pacaran lo!” Nah, terus kan Saya bingung
mau respon apa? Ya Saya kasih seadanya aja tuh muka bingung sambil ber “oh”
ria. Sedangkan dia langsung diem.. Hahahaaa…
Pengalaman teman Saya yang berpacaran, kebanyakan dari mereka
sering mengalami cek cok masalah sepele. Atau apalah itu. Intinya, akibat
pertengkaran mereka itu, akhirnya berimbas pada pendidikan, lingkaran
pertemanan antara sahabatnya <tahu-tahu sahabatnya itu diem-diem suka>,
maupun dari pihak orang tuanya. Saya juga bingung mau gimana, bisanya Cuma doain,
semoga saudara-saudara kita dimudahkan jalannya di dunia dan di akhirat.
Jujur, Saya sendiri nggak menganut aliran apapun. Entah NU,
MUHAMMADIYYAH, termasuk aliran yang umatnya pake item-item atau putih-putih
itu. Asli, saya bahkan nggak tahu namanya. Namun karena berkecimpung di Kampus
putih dengan orang-orang yang setiap harinya sliwar-sliwer jadi biasa aja
lihatnya.. ohohohoo… Sebenarya Saya sendiri pun juga nggak tahu mau ngomong
apa. Intinya, dari beberapa aliran tersebut banyak yang mendukung untuk tidak
pacaran. Sedangkan jika ada yang mendukung untuk pacaran sendiri kan dari
gerakan hati dan pikiran orangnya. Bukan dari agama.. ohoho…
Jadi, entah mau pacaran atau nggak. Udah putus atau belum. Atau
apalah itu, tetap sayangilah saudara-saudara kita. Tetep saling bantu. Jangan
pernah menganggap sok suci, bersih, dll. Saya Cuma seneng cerita dari kisah,
pengalaman, dan perjalanan dari Saya sendiri maupun beberapa orang yang pernah
Saya temui dan jumpai. Jadi bukan bermaksud menggurui. Jadi kalian sendiri yang
menjalaninya, kalian sendiri pula yang berhak menyimpulkannya. Huaa..
Perkara pacaran atau nggak kan yang menjalani pribadinya
masing-masing. Perkara Zina atau nggaknya Saya juga gak tahu. Ada yang bilang
iya. Tapi entah lah? Urusan dosa atau nggaknya Saya pun juga gak tahu. Karena
nantinya anggota badannya sendiri yang menjawab semua pertanyaan dari Rabbnya. Terlebih,
dia sudah memilihnya, sebelumNya?