Jurnal #1_ Menata diri

Layaknya sebatang pohon yang disambar petir
Hanya sebatang kara masih disindir sindir
Kalau masih ingin berkarir
Jangan hanya mondar mandir 
Ingat waktu tak henti bergilir

Basmallah kata pertama jika akan memulai sesuatu agar nantinya hidup ini semakin barokah.

Akankah sanggup bagi Saya untuk menyelesaikan jurnal ini hingga satu tahun? Ada kalanya pasti ada rasa bosan yang menggelitik. Seraya berkata "Yakinkah kamu akan sanggup melewati ini sendiri? Yakinkah kamu akan kuat jika ada orang yang pasti selalu menghadang hadang dirimu untuk menjemput amarahmu? Dan terakhir apakah benar kamu akan selalu menulis dengan niat yang baik?"

Saya menulis maka Saya​ ada
Dan kalian adalah buktinya
Saya menulis dan Saya hidup

Mungkin tertanam di benak kalian. Ada apa dengan Saya? Apa yang sebenarnya terjadi pada Saya? Tiba tiba saja memutuskan untuk menyeret seluruh isi otak Saya ke dalam kerangka mati yang bernama smartphone ini

Ah mungkin tak hanya tanya yang terlontarkan dari kalian. Biarlah kali ini Saya mengisi blog yang memang sejatinya mati suri ini. Tidak hanya mati suri sebenarnya, bahkan ingin mengakhirinya sekalian pun tak sanggup. Layaknya hidup seseorang, jika kita memutuskan untuk mati sebelum takdirnya, kita tak akan henti hentinya meratapi betapa menyedihkannya diri ini.

Sleman, 11 Mei 2017
Di gedung tua bersama orang-orang​ yang hiruk pikuk menawarkan dagangannya
(Jurnal #1_HR)

0 komentar