JURNAL #3_ Aku Rindu

Sulit sekali untuk memulai perkataan ini. Apa Saya memang harus pergi meninggalkan kalian? Saya bukannya berpamitan untuk meninggalkan kalian untuk selama-lamanya. Adakalanya kita masih bisa berhubungan lewat HP. Saling bertukar kabar dan cerita satu sama lain. tapi tetap saja, ini begitu menyakitkan. Saya nantinya akan sangat merindukan kalian. Rindu suara gemerisik kalian. T_T


Saya bimbang karena Saya diminta menjadi guru pendamping di dua tempat. Awalnya Saya sudah meluangkan waktu hampir sebulan di lokasi A yang jaraknya bisa dibilang lumayan jauh karena memakan waktu kurang lebih 15 hingga 30 menit perjalanan. Sedangkan saya diminta menjadi guru pendamping di lokasi B yang hanya memakan waktu kurang lebih hanya 5 menit. Padahal di sisi lain, Saya sudah mulai akrab dengan adik-adik di lokasi A tersebut.

Akhirnya Saya putuskan untuk memulai kembali dari yang terdekat. Meskipun sebelumnya Saya belum mengetahui seluk beluknya, tetapi Saya juga sembari belajar. Amat sangat berat tentunya untuk melepas kalian. Melihat canda kalian. Mendengar celoteh kalian. Menuliskan nilai untuk kalian. Maupun menggambar di kertas kalian. Banyak sekali hal hal yang masih Saya pelajari dari kalian. Maafkan Saya yang masih kurang dalam hal apapun ini. Semoga kelak kalian bisa mencapai apa yang kalian inginkan. Hormati dan sayangilah guru kalian yang lain juga. Jangan menyusahkan mereka yang telah susah payah meluangkan waktu untuk mendidik kalian.

Nasehat ini dulunya juga dari guru Saya yang sebelum sebelumnya . Agar lebih menghargai mereka. Bukannya membanggakan diri akan ilmu yang sudah dimiliki dan merendahkan guru kita. “Di manapun tempatnya, di situlah ada seseorang yang bisa kita jadikan guru”.

Sleman, 13 Mei 2017
Di antara malam minggu penuh kelabu
(Jurnal #3_HR) 


0 komentar