JURNAL #89_ PENGEN CERDAS MATIKAN TV ANDA!

Mungkin ini terdengar bengis ya, tapi boleh Anda renungkan lagi kok, dan Anda boleh sangat tidak setuju. Kalau Anda punya televisi yang siarannya Indonesia, ya iyalah Indonesia! Orang warga Indonesia? Eits, jangan emosi dulu hhh! Mending segeralah matikan seumur hidup televisi Anda, atau minimal jika gabisa, ya udahlah minimalisir penggunaan TV Anda. Hhh! Kenapa?

Saya, selaku orang yang (setidaknya) telah menyelami dunia gelap pertelevisian tidak menyarankan Anda untuk sekadar mencari hiburan melalui televisi. Mengapa tv? Mengapa tidak android? Karena tv lebih rawan daripada android. Terlebih, di mana-mana setiap rumah pasti ada Tv. Hal itu membuat peluang orang dengan mudahnya menyerap informasi tanpa dicerna ulang. Maaf, terlebih untuk orang awam seperti orang tua yang kadangkala langsung menelan informasi secara mentah-mentah. Kalau di android kan kita bisa bandingkan web satu dengan lain secara cepat dan saat itu juga melalui internet. Nah, kalau lewat tv, kan gabisa. Mesti nunggu channel yang lain tayang dulu. Toh, waktunya aja beda! Ya nggak sih?

Saya pernah, dengan amat gemasnya meminta bapak untuk menjual tv di rumah kami, karena saban harinya ibu dan adik yang selalu menonton "siaran televisi" yang saya anggap kurang, bahkan tidak bermutu sama sekali. Namun, permintaan saya tersebut ditolak. Alasannya ya untuk hiburan. 

Parahnya, saya pernah merencanakan untuk menjadi "perusak" di rumah sendiri dengan cara merusak komponen televisinya agar tidak dapat hidup selama-lamanya. Namun, hati kecil saya merengek-rengek dan meminta belas kasih agar tv tersebut tidak diutak-atik. 

Apa kamu rela membunuh kebahagiaan mereka?

Aduh! Ya nggak juga sih, tapi gimana dong? Aku kadang serba salah mau kasih tahu sama ortu tapi cuma berhenti di situ aja. Mau ngajak literasi tapi yang diajak masih sulit. Tapi kalau didiemin aja, kasian juga, masak mereka nggak sadar kalau minun racun manis tiap hari? Duh, terus kek gimana dong?

Ya kamu harus tetep bersabar, ikhtiar, dan berdoa lah. Pelan-pelan mereka pasti juga bakalan ngerti. Nggak ujug-ujug langsung paham. Ya kan?

M, iya juga sih. Tapi bakalan lama juga sih.

Ya iya lah, namanya aja proses. Tiap orang kan punya proses yang beda-beda. Ada yang cepet, ada yang sedang, dan ada yang lambat. 

Iya, ya.

Terus, masalah tv tadi gimana?

Jika kepaksanya mereka masih susah move on dari tv, maka anjurkan mereka untuk tidak mudah percaya pada siaran apapun. Termasuk berita. Sebab, terkadang berita juga sudah dibuat pola tertentu untuk kepentingan finansial bahkan politik golongan tertentu. Jadi tidak murni berita sepenuhnya. Misal, kasus Audrey kemarin. 

Apakah kalian salah satu di antaranya yang nge share? Atau, yang tanda tangan petisi?

Usahakan, jika tidak tahu ya diam. Sebab, kita nggak ada pihak yang benar-benar mafhum untuk ditanyain. Apalagi kita masih mengandalkan mesin pencari alias Google, ya kan? Jika ingin cross check, lakukan sekritis-kritisnya. Juga, jika ada orang yang ditanyai, usahakan tanyakan kepada pihak yang benar-benar paham. Serta, jangan gegabah untuk share informasi yang didapat.

Pahami

Resapi

Dan

Perbanyak kontemplasi :) 

Salam!

#dilarangbodoh
#perbanyakkritis
#kurangiTV
#maribelajar

0 komentar