JURNAL #94_ KITAB SUCI (NON) TERJEMAHAN

"Siapa di sini yang belum punya Al Quran?" tanya dosenku waktu itu.
Tidak ada yang menjawab maupun angkat tangan. Lantas, beliau bertanya lagi. "Siapa yang belum punya Al Quran terjemahan?"
Tidak ada yang menjawab maupun angkat tangan. Lantas, beliau melanjutkan lagi. "Ditanya kok diam saja? Kalau ditanya saya nggak jawab nggak papa. Tapi, kalau yang tanya bapak ibu wajib dijawab ya!" kata beliau.

Baiklah, sebenarnya aku dan salah seorang kawanku waktu itu saling berdiskusi secara sembunyi-sembunyi di belakang beliau. Maaf ya, Pak!

Masak Al Quran nggak punya sih?
Punya dong. Meski jarang dibaca. Ya kan?
Iya juga sih.
Tapi, masak setiap orang nggak punya Al Quran terjemahan?
Ya, itu sih nggak wajib kan? ...

Saat temanku akan melanjutkan perkataannya, tapi malah terpotong oleh Bapak dosen dengan sigapnya. "Kalau bisa, diusahakan punya Al Quran terjemahan ya! Soalnya itu penting. Nabi kan menurunkan dengan bahasa Arab karena mereka berbahasa dengan bahasa Arab, jadi tidak perlu diterjemahkan. Nah, jika kita hanya membaca Al Quran tanpa tahu terjemahannya dalam bahasa Indonesianya. Apa mungkin kita paham akan maknanya?"

Baru, aku mau bertanya kepada kawanku itu tentang perlunya Al Quran terjemahan dalam kehidupan sehari-hari kita tapi malah langsung dijawab secara gamblang oleh Bapak. Membuatku tertampar sekali, Pak! Terima kasih.

Jadi, sudahkah Anda memiliki Al Quran terjemahan?

#mari_belajar_membaca

0 komentar