JURNAL #92_ MAKANLAH PERMEN UNTUK HAPUS DUKAMU

Tepat hari ini, aku mengenang sepeninggal Simbah kakungku yang berpulang ke Maha Pencipta bulan Ramadan tahun lalu. Dari beliau aku belajar banyak hal. Baik kemandirian, kedewasaan, kegigihan, maupun perjuangan. Maka, aku pun berdialog sendiri dengan batinku waktu itu.

Mengapa saat ada orang yang meninggal, di rumah orang tersebut pasti disuguhi beranekaragam permen untuk tamu-tamu yang datang untuk melayat? Kenapa pasti permen?

Ya, konon katanya. Permen adalah hal yang manis. Jadi bisa menghapus segala pahit yang kini engkau rasakan.

Aku tahu, permen memang manis. Tapi tidak manis di saat orang-orang berlumuran tangis. Bahkan, manisnya pun hanya di luar saja. Tak bisa membungkam dukaku bukan?

Ya meski begitu, dia diciptakan untuk meredam sedikit emosi yang meluap-luap pada manusia.

Benar begitu? Aku pun menahan duka sambil kupaksa memakan permen namun tetap saja seperti angin lalu bagiku. Kenapa? (Tanyaku semakin serak)

Sudahlah, biarkan dia pergi dengan tenang. Jangan ditangisi terus menerus. Jangan kau larutkan terus dukamu. Ikhlaskan bukan berarti melupakan. Tapi doakan.

Kau benar ya. Kesedihan maupun masalah kan lebih baiknya tidak hanya untuk dikenang dan diumbar. Melainkan dijadikan pelajaran, bukan?

Begitu baiknya. Akhirnya mulai mengerti juga kau. Toh, kelak kau juga akan bertemu dengan Beliau lagi. 

Hm, baiklah terima kasih atas  filosofi permen hari ini. Selamat berdamai...! 

#waktu itu, beberapa Minggu sebelum menjelang kematian Beliau, aku sempat menangis dalam mimpiku. Dan, ketika aku terbangun, mataku sudah basah penuh airmata. Hatiku pun sesak tak terkira. Ternyata, 3 hari kemudian Beliau sudah tiada.

#dan sepeninggal Beliau, aku pun bermimpi lagi. Aku tak tahu pasti tentang apa. Karena yang kuingat, Beliau tidak berkata apa-apa. Hanya diam saja melihatku dari kejauhan mengenakan baju Koko putih. Dan bangun-bangun, aku menuliskannya dalam draft jurnal harian ini.

Semangat menikmati hidup!
#untuk apa kamu hidup?
#selamat merenung!

0 komentar