MANISNYA GEJOLAK PERANG

Sungguh malang, tiap hari terjadi perang
Jiwa-jiwa pun ikut melayang
Kini Aku semakin banyak menulis di ruang gelap
Meski sadar, sebentar lagi akan tertangkap

Sayang, kali ini Aku harus menurunkan pena
Seketika peluru itu melesat dan lepaslah segalanya
Aku tersungkur di atas sajadah berlumuran darah
Namun Aku telah berdamai dengan jiwa ini

Dan harus yakin bahwa buku milikNya
Dapat membaca mana yang benar dan salah
Dengan menerima semuanya dengan lapang
Maka, kepahitan akan berbuah manis nantinya

0 komentar