MEMBALUT KESUNYIAN ABADI

Hening, Aku tak mampu mendengar suaramu itu
Bergetar hatiku saat jarimu berkata “Aku Menaruh Cinta Padamu”
“Maukah Kau hidup bersamaku?”
Kelu lidahku untuk menjawab pertanyaanmu

Aku bertanya, “Kenapa Kau memilihku?”
“Kau tahu kan, banyak orang terpaku hanya pada parasku?”
Begitu mereka tahu Aku bisu
Buru-buru mereka berlalu

Jangan memilihku jika cintamu sebatas kedipan di awal
Jangan buru-buru, Aku tak ingin kau menyesal
Begitu pula orangtuamu, bicarakan baik-baik
Karena Aku ini banyak kekurangan

Saat itu Kau bilang padaku
“Bukankah hakikat cinta sejati itu tidak memiliki alasan mencintai?”
“Orang tuaku bilang, jangan hanya memberi harapan”
“Kini, Aku akan menjaga serta mencintaimu hingga di akhir kedipan”

0 komentar